Bagaimana Rasanya Menjadi Engineer di Perusahaan E-Commerce?

Last Updated April 04, 2019


Suasana Seminar teknologi industri bertajuk The Secret Life of Engineer at Tokopedia (Dok. UMN)

Tangerang – Career Development Center (CDC) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bekerjasama dengan Tokopedia menyelenggarakan seminar teknologi industri bertajuk “The Secret Life of Engineer at Tokopedia” pada Selasa (02/04) di Lecture Hall, New Media Tower UMN. Acara ini dilaksanakan sebagai bagian dari penyelanggaraan event “Tech Break goes to Campus”.

Seminar ini menghadirkan langsung dua orang Software Engineer dari Tokopedia sebagai pembicara utamanya, yakni Fandika Okdiba dan Jason Anggada. Perlu diketahui, Jason Anggada merupakan salah satu alumni UMN yang bekerja di Tokopedia.

Kedua pembicara tersebut, dalam seminar ini berbagi cerita mengenai kehidupan mereka selama bekerja sebagai engineer di Tokopedia.

Fandika menjelaskan, menjadi seorang nakama Engineer -begitulah sebutan untuk seorang engineer Tokopedia- harus mampu bekerja dan berpikir secara cepat, agar selalu mampu menemukan solusi, dan bersikap situatif dengan berbagai perubahan. Hal ini, kata Fandika, karena alur kerja pada bidang pengembangan perangkat lunak di Tokopedia menggunakan pendekatan agile development.

Dikutip dari situs agilealliance.org, dalam pendekatan agile development tersebut, setiap pekerja harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan, merespons, menghadapi segala perubahan yang terjadi di lingkungan kerja yang penuh gejolak ketidakpastian. Di Tokopedia, kata Fandika, pendekatan ini berguna untuk menghasilkan produk layanan secara cepat dengan hasil yang terbaik.

Bagi Fandika sendiri, hal ini mejadi tantangan tersendiri, karena ia diharuskan mampu untuk selalu menghadirkan ide baru. Bertolak dari pengalamannya bekerja di Tokopedia, menurut Fandika ide baru salah satunya muncul dari bertanya. Menurutnya, penting untuk tidak malu selalu mengajukan pertanyaan agar tidak merasa sendirian ketika bekerja.

“Kalau misalnya di tengah jalan stuck ide (sulit memikirkan ide), gua paling cepatnya, bertanya sama teman satu tim, gimana solusinya. Kalau nemu ya implementasi. Tapi kalau enggak, tanya lagi sama temen lain di satu squad. Dengan bertanya, ide kita akan tervalidasi,” kata Fandika.

Lebih lanjut, Jason Anggada, alumni Teknik Informatika UMN angkatan 2012 yang kini bekerja sebagai engineer yang mengurus fitur payment di Tokopedia, mengatakan pendekatan agile juga memungkinkan dan mengharuskan kerjasama di dalam tim. Situs agilealliance.org pun juga mengatakan hal senada, bahwa pendekatan agile development mengharuskan kolaborasi dari setiap individu di satu unit yang sama atau antar unit yang berbeda untuk menghadirkan solusi.

Di Tokopedia, kata Jason, pendekatan ini dilakukan dengan menciptakan iklim kerja yang bermental “Your Opinion Matters” dan “No Blaming Culture”. Kedua mental tersebut dipegang oleh Tokopedia sejak pertama kali didirikan oleh dua orang hingga sekarang ketika sudah memiliki 3000 lebih nakama.

Mental “Your Opinion Matters” berarti setiap orang bisa dan boleh memberikan pendapat atau masukan. “Bukan cuman pemimpin paling atas yang punya masukan, yang baru masuk paling pertama juga bisa bikin impact. Tokopedia memungkinkan opini kalian didengerin disini,” jelas Jason.

Adapun mental “No Blaming Culture”, kata Jason, adalah budaya kerja yang tanpa sikap menyalahkan. “Ketika satu orang melakukan sesuatu yang berakibat satu problem secara keseluruhan, kita tidak menyalahkan orang itu, tapi kita sebagai satu tim mikir cari solusinya,” ujar Jason.

Dalam seminar ini, Fandika dan Jason juga memberikan sejumlah tips untuk menghadapi lingkungan kerja yang selalu menuntut kecepatan sebagaimana yang terjadi dalam pendekatan agile development.

Tips pertama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Fandika, adalah tidak takut untuk mencoba dan memulai tanpa takut gagal. “Di Tokopedia, gua dapet banyak kesempatan untuk melakukan banyak percobaan dan improvisasi. Tapi awalnya gua takut lah, kalo salah mungkin servernya down, atau yang lain. Tapi gua selalu encourage diri gua untuk jangan takut gagal,” ujar Fandika.

Hal yang sama juga diingatkan oleh Jason. Berkaca dari panjangnya perjalanan Tokopedia, ia mengatakan bahwa sikap tidak mudah takut mencoba membuat kita lebih menghargai proses. “Enggak mungkin kita bikin Tokopedia langsung jadi, langsung aman ada step-nya. Kita memulai aja dulu, lama-lama akan menjadi perfect sesuai kebutuhan yang ada,” kata Jason.

Jason melanjutkan, yang terpenting adalah kita percaya bahwa apa yang kita buat, dampaknya akan dirasakan oleh banyak orang. “Di Tokopedia, apapun yang dilakukan, mungkin awalnya kecil, tapi impact-nya ada dan besar. Membuat sesuatu yang dipakai oleh banyak orang kan memberikan kebanggan tersendiri,” jelas Jason.

Tips kedua adalah tidak melihat hambatan sebagai kendala. Hal ini disampaikan oleh Jason dengan berkaca dari pengalamannya ketika baru bekerja di Tokopedia. Jason mengaku kala itu pertama kali diperkenalkan dengan banyak jenis bahasa pemograman yang baru dan berbeda. Karena itu bersifat wajib di kalangan engineer Tokopedia, Jason pun merasa tertantang dan belajar hingga menguasainya.

Namun, Jason mengingatkan peserta seminar agar pengalaman tersebut tidak membuat mereka merasa takut bahwa apa yang dipelajari di UMN menjadi akan menjadi sia-sia. Menurutnya, materi yang diberikan oleh UMN sangat cukup untuk menjadi basic agar bisa berkarya di Tokopedia.

“Jadi, ketika kalian masuk, dijamin enggak mulai dari nol sih. Minimal kalian sudah tahu basic-basicnya, kalian sudah bisa memberikan contribute untuk memenuhi kebutuhan produk kita,” kata Jason.

Tips ketiga, menurut Fandika, juga penting bagi engineer baru untuk meluangkan waktu dan mengikuti event-event tentang teknologi. Menurutnya, event teknologi di Indonesia selalu melimpah dan sayang untuk diabaikan.

“Ada banyak event yang gua ikutin pas kuliah dan kerja. Karena gua sadar, itu tujuannya adalah agar kita tidak bingung dalam mengetahui minat dan passion kita, dan juga mengetahui tren teknologi yang sedang terjadi,” ujar Fandika. (*/YC)

*by Mario Baskoro – Universitas Multimedia Nusantara News Service

Discover More About News

These articles might suits you.

Thursday, 18 January 2024

Manfaatkan AI Sebagai Peluang dan Inovasi dalam Dunia Kerja, Bukan Sebagai Ancaman

Tangerang, Sabtu (13/01) – Artificial Intelligence (AI) seolah menjadi dua mata pisau yang bisa melukai siapapun. Di satu sisi AI menjadi alat yang ma...

Read More

Thursday, 18 January 2024

MN Gandeng Astragraphia Sebagai Perjanjian Kerjasama Rekrutmen

Tangerang – UMN mulai bekerjasama dengan Astragraphia, kerja sama ini diresmikan pada (5/12). Kerjasama ini guna untuk terus meluaskan kerjasama rekru...

Read More

Thursday, 18 January 2024

UMN dan PT Eka Jaya Internasional Resmi Kerjasama Untuk Rekrutmen Mahasiswa dan Alumni

TANGERANG – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) resmi melakukan kerja sama dengan PT Eka Jaya Internasional, melalui penandatanganan perjanjian ker...

Read More

Featured Content

Konten terbaru dari Instagram Pusat Karir UMN.