TANGERANG – Pusat Pengembangan Karier Universitas Multimedia Nusantara (Career Development Center/ CDC UMN) mengadakan seminar tracer study dan peranan pusat karier untuk perkembangan perguruan tinggi di Lecture Hall UMN pada Rabu (14/8). Seminar ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya tracer study dan pusat karier, serta menghimbau universitas lain untuk mengadakan atau memfasilitasi adanya divisi pusat karier di universitas mereka.
Hadir dalam seminar ini Kepala Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti Tiomega Gultom, Kasi Pengembangan Karier Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti Eva Halinda, Kepala Pusat Karier UMN Veny Anindya, Kepala Pusat Karier Universitas Widyatama Bandung dan Koordinator Pusat Karier Wilayah Jawa Barat Pipin Sukandi, serta perwakilan dari 86 universitas di wilayah Jawa Barat (L2DIKTI).
Dalam seminar tersebut, Kepala Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti Tiomega Gultom mengatakan bahwa tracer study saat ini sudah diangkat menjadi salah satu penilaian di dalam pemeringkatan perguruan tinggi.
“Tracer study masuk ke dalam kategori outcome bersama dengan kinerja inovasi, jumlah paten per dosen, jumlah sitasi per dosen, dan kinerja pengabdian kepada masyarakat,†kata Tiomega dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Pusat Karier UMN Veny Anindya menjelaskan bahwa banyak universitas yang belum memiliki pusat karier dan bahkan belum memahami pentingnya tracer study.
“Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa 25 hingga 35 persen penilaian peringkat universitas dipengaruhi oleh penilaian tracer study. Namun, ternyata banyak universitas yang belum punya pusat karier, maka dari itu kita (CDC UMN) ingin memberikan informasi dan stimulus yang baik sehingga semuanya (universitas) memiliki pusat karier,†tutup Veny.
Tracer study atau yang lebih dikenal dengan studi pelacakan alumni merupakan sebuah survey yang menargetkan alumni sebuah universitas terkait informasi di mana mereka bekerja. Alumni dengan jarak 2 tahun setelah wisuda akan diberikan kuesioner terkait karier mereka, di mana kuesioner tersebut dapat memetakan pekerjaan alumni.
Hasil kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur akreditasi universitas, branding universitas, perbaikan kurikulum universitas, data bagi calon mahasiswa baru untuk melihat prospek karier universitas, dan lainnya.
UMN sudah memiliki pusat karier sejak tahun 2011, yang bernama Career Development Center (CDC). CDC UMN juga telah mendapatkan hibah untuk menyelenggarakan tracer study sejak tahun 2016. (IA/CRA)
*by Ida Ayu – Universitas Multimedia Nusantara News Service